Nite Info ^^
Latah
Latah disebut juga culture-specific syndrome (sindrom spesifik-budaya)
karena faktanya sindrom langka ini hanya ditemukan di daerah-daerah
tertentu di Timur Tengah dan Asia. Latah adalah suatu keadaan fisik di
mana penderita secara spontanitas mengeluarkan respon (berupa ucapan
kata-kata atau kalimat dan sering disertai gerakan tubuh) terhadap suara
atau gerakan yang sifatnya mengagetkan penderita. Latah umumnya
diderita oleh wanita dewasa.
Penyebab Latah
Penyebab utama
latah adalah kecemasan atau tertekan gara-gara stres. Ada beberapa teori
yang menyebabkan timbulnya gangguan latah, yaitu :
Teori
Pemberontakan. Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal
yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini semacam gangguan tingkah
laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang tidak terkendali
untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
Teori Kecemasan.
Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap
sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah
selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah
merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat
menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari
lingkungan keluarga.
Teori Pengondisian. Inilah yang disebut
latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan
oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa
diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga
merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut ”latah
gaul”.
Macam – Macam Latah
Menurut Dr. Rinrin R. Kaltarina, Psi.,M.Si. Ada empat macam latah.
1. Ekolalia: mengulangi perkataan orang lain
2. Ekopraksia: meniru gerakan orang lain
3. Koprolalia: mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
4. Automatic obedience: melaksanakan perintah secara spontan pada saat
terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah
seperti ”sujud” atau ”peluk”, ia akan segera melakukan perintah itu.
Bahaya Latah
Mengekang Kreatifitas. Karena kita sudah terbiasa untuk meniru orang
lain, berbuat seperti orang lain bertingkah laku. akhirnya kita
kehilangan daya untuk ‘mencipta’ hal-hal yang baru, yang lebih segar dan
kita akan mapan dengan kejumudan. “be a leader dont be a follower”
Mengikis keberagaman. Jangan harap menemukan hal-hal ‘baru’ jika budaya
ini terlanjur menjadi akut. semua orang akan memilih untuk seragam
ketimbang bersusah payah membuat hal yang sama sekali lain. Bisa-bisa
slogan kita akan berubah dari “walaupun berbeda namun tetap satu jua”
menjadi “walaupun satu asalkan berbeda-beda”.
Baik Buruknya Tergantung Peniruan
Menurut Evi Elviati, Psi., psikolog dari Essa Consulting Group, baik
buruknya anak bersikap latah terhadap sang teman tergantung apa yang
ditirunya. Jika sifatnya negatif, maka orang tua harus segera
menghentikan dengan memberinya penjelasan kepada anak. Sebaliknya, jika
yang dicontoh adalah hal-hal positif, maka orang tua justru harus
memberikan dukungan agar anak terus melakukan hal itu.
Penanganan / Penyembuhan
Syarat munculnya latah adalah adanya keterkejutan. Untuk mengurangi dan
menyembuhkan latah, ia harus bisa menemukan ketenangan hidup. Misalnya,
keluar dari rumah kalau orang tuanya kerap melakukan tekanan atau
berganti bidang pekerjaan jika pekerjaannya itu membuatnya stres.
Untuk menyembuhkan si latah, lingkungan memang harus berempati. Ada
penderita latah yang sembuh sendiri setelah berkeluarga dan hidup
tenang. Selebihnya, penderita dianjurkan melakukan latihan relaksasi,
meditasi, dan konsentrasi secara rutin. Kegiatan ini akan membantu
penderita menuju kesembuhan. Dan, sering-seringlah melakukan aktivitas
menyenangkan yang tidak membuat stres (Dr. Rinrin R. Khaltarina, Psi.,
M.Si.).
Terapi puasa cukup populer di Eropa maupun AS. Kabar
gembira lain, hasil riset terakhir membuktikan puasa yang dijalankan
secata tepat dan benar, bisa berfungsi sebagai terapi bagi penderita
latah. Ini bersumber kepada fakta bakti bahwa pausa dapat membuat
seseorang lebih mampu menguasai dan mengendalikan diri^^
Latah
Latah disebut juga culture-specific syndrome (sindrom spesifik-budaya) karena faktanya sindrom langka ini hanya ditemukan di daerah-daerah tertentu di Timur Tengah dan Asia. Latah adalah suatu keadaan fisik di mana penderita secara spontanitas mengeluarkan respon (berupa ucapan kata-kata atau kalimat dan sering disertai gerakan tubuh) terhadap suara atau gerakan yang sifatnya mengagetkan penderita. Latah umumnya diderita oleh wanita dewasa.
Penyebab Latah
Penyebab utama latah adalah kecemasan atau tertekan gara-gara stres. Ada beberapa teori yang menyebabkan timbulnya gangguan latah, yaitu :
Teori Pemberontakan. Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini semacam gangguan tingkah laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang tidak terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
Teori Kecemasan. Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori Pengondisian. Inilah yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut ”latah gaul”.
Macam – Macam Latah
Menurut Dr. Rinrin R. Kaltarina, Psi.,M.Si. Ada empat macam latah.
1. Ekolalia: mengulangi perkataan orang lain
2. Ekopraksia: meniru gerakan orang lain
3. Koprolalia: mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
4. Automatic obedience: melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti ”sujud” atau ”peluk”, ia akan segera melakukan perintah itu.
Bahaya Latah
Mengekang Kreatifitas. Karena kita sudah terbiasa untuk meniru orang lain, berbuat seperti orang lain bertingkah laku. akhirnya kita kehilangan daya untuk ‘mencipta’ hal-hal yang baru, yang lebih segar dan kita akan mapan dengan kejumudan. “be a leader dont be a follower”
Mengikis keberagaman. Jangan harap menemukan hal-hal ‘baru’ jika budaya ini terlanjur menjadi akut. semua orang akan memilih untuk seragam ketimbang bersusah payah membuat hal yang sama sekali lain. Bisa-bisa slogan kita akan berubah dari “walaupun berbeda namun tetap satu jua” menjadi “walaupun satu asalkan berbeda-beda”.
Baik Buruknya Tergantung Peniruan
Menurut Evi Elviati, Psi., psikolog dari Essa Consulting Group, baik buruknya anak bersikap latah terhadap sang teman tergantung apa yang ditirunya. Jika sifatnya negatif, maka orang tua harus segera menghentikan dengan memberinya penjelasan kepada anak. Sebaliknya, jika yang dicontoh adalah hal-hal positif, maka orang tua justru harus memberikan dukungan agar anak terus melakukan hal itu.
Penanganan / Penyembuhan
Syarat munculnya latah adalah adanya keterkejutan. Untuk mengurangi dan menyembuhkan latah, ia harus bisa menemukan ketenangan hidup. Misalnya, keluar dari rumah kalau orang tuanya kerap melakukan tekanan atau berganti bidang pekerjaan jika pekerjaannya itu membuatnya stres.
Untuk menyembuhkan si latah, lingkungan memang harus berempati. Ada penderita latah yang sembuh sendiri setelah berkeluarga dan hidup tenang. Selebihnya, penderita dianjurkan melakukan latihan relaksasi, meditasi, dan konsentrasi secara rutin. Kegiatan ini akan membantu penderita menuju kesembuhan. Dan, sering-seringlah melakukan aktivitas menyenangkan yang tidak membuat stres (Dr. Rinrin R. Khaltarina, Psi., M.Si.).
Terapi puasa cukup populer di Eropa maupun AS. Kabar gembira lain, hasil riset terakhir membuktikan puasa yang dijalankan secata tepat dan benar, bisa berfungsi sebagai terapi bagi penderita latah. Ini bersumber kepada fakta bakti bahwa pausa dapat membuat seseorang lebih mampu menguasai dan mengendalikan diri^^
0 komentar:
Posting Komentar