skip to main |
skip to sidebar
KEUTAMAAN HARI JUM'AT
1. Penghulu Hari Hari
Dari Abu Lubabah bin Ibnu Mundzir radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Hari jum’at adalah
penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at
ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah,
pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan
diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari
jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka
akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at
pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi
Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at.”
[Hadist Riwayat Ahmad]
2. Hari Kaum Muslimin
Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu ‘anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah menyesatkan
orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu, dan
Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi
petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi
pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia
ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat
yang lain.”
[Hadist Riwayat Muslim dan Ibnu Majah]
3. Waktu yang mustajab untuk berdo’a
"Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah
seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah
bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu
beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk
menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat)."
[Muttafaq 'Alaih]
4. Waktu Pengampunan Dosa
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya,
berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya,
kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang
(yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang
sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama)
ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang
terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.”
[Hadist Riwayat Bukhari]
Pati 29 maret 2013
Sumber : FB Teladan Rosul
0 komentar:
Posting Komentar